Tanggal 2 April diperingati sebagai World Autism Awareness Day atau Hari Peduli Autism Sedunia. Momen ini pertama kali dideklarasikan dalam sidang umum PBB yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kehidupan para penyandang autis. Para penyandang autis adalah masyarakat yang juga berhak memiliki kehidupan yang berkualitas.
Peringatan World Autism Awareness Day ini membuat saya teringat dengan satu sosok dokter yang viral di Tiktok. Potongan-potongan video podcastnya cukup mengena di hati sehingga banyak dibagikan ulang di media sosial. Ia adalah dr. Roslan Yusni Hasan, Sp.BS.
dr. Roslan Yusni Hasan atau sering dikenal sebagai dr. Ryu Hasan merupakan seorang dokter spesialis bedah saraf. Ia mendapatkan gelar spesialisnya di Universitas Airlangga, Surabaya, dan saat ini aktif melayani pasien di RS Mayapada Jakarta Selatan, Rs Primaya Pasar Kemis. Menurut pengakuannya, dr. Ryu Hasan adalah penyandang autisme akut.
Meski divonis mengidap autis, dr. Ryu sangat mementingkan pendidikan. Baginya, pendidikan sangatlah penting untuk dijalankan. Dalam sebuah podcast berjudul Aku – Dokter Bedes Siapa Ateis? Palguna Palgunadi Ft. Ryu Hasan | Mbah Jiwo, dr. Ryu Hasan membagikan pandangannya tentang bagaimana pentingnya pendidikan. Pandangannya ini sekaligus bisa menjadi respon tentang influencer yang menyebut bahwa sistem pendidikan kita adalah scam.
dr. Ryu menceritakan kisah anaknya sewaktu masih SMA yang tidak ingin melanjutkan pendidikan di bangku kuliah. Alasannya, anaknya meyakini bahwa orang yang tidak kuliah pun juga bisa sukses. Mendengar cerita anaknya tersebut, dr. Ryu merespon dengan sangat bijak dan sangat logis. Ini kemudian menjadi bagian paling saya suka dari podcast tersebut.
“…dari dua miliar orang yang enggak sekolah, berapa orang yang kayak Steve Jobs? Terus dari jutaan orang yang jadi direktur berapa yang enggak sekolah? Pikirkan sendiri,” kata dr. Ryu.
“Jadi tugasmu sekolah itu bukan untuk jadi apa-apa, memperbesar kemungkinan kamu hidup layak. Tidak ada yang menjamin kamu hidup lebih layak, lebih bagus dari yang lain, tapi memperbesar kemungkinan kamu itu bisa memenuhi kehidupanmu. Tidak ada yang jamin,” lanjutnya.
“Bagus mana sekolah apa nggak? Pikirkan sendiri. Karena untuk memperbesar kemungkinan kamu jadi direktur, lebih besar mana kamu sarjana, S2, atau kamu nggak kuliah? Ya itu aja,” pungkas dr. Ryu.
Jadi, bagaimana pendapatmu tentang pentingnya sekolah? Bagikan di kolom komentar ya!

